Aktivitas: Ilmu Sejarah Unair

Picture
Kota dalam Dimensi Sejarah, Perubahan Kota-kota di Indonesia pada Era 1930an s.d. 1950an.
       Sejarah kota menjadi bahan kajian baru dalam sejarah Indonesia dan terus mengalami perhatian serius dari para sejarawan dalam negeri. Departemen Ilmu Sejarah Unair yang memposisikan diri dengan mengambil Sejarah Kota sebagai spesifikasi studinya terus membenahi diri. Pembenahan diri itu dilakukan dengan beberapa cara positif. Mendatangkan ahli sejarah kota adalah cara terbaik untuk terus mengupgrade pengetahuan dosen dan mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga Surabaya.
       Pada tanggal 15-16 Juni 2009 Departemen Ilmu Sejarah menyelenggarakan diskusi terbuka dengan pembicara Freek Colombijn dari Vrij University Belanda, seorang ahli Antropolgi dan Sejarah Kota di Universitas itu. Sebelumnya, diadakan diskusi tentang kesadaran terhadap Lingkungan antara orang miskin, kelas menengah, dan orang-orang kaya di perkotaan. Diskusi ini menarik karena ada indikator baru untuk mengukur sebuah rumah tangga  berada di kelas sosial tertentu. Jika produksi sampah rumah tangga tinggi pasti ada hubungannya dengan konsumsi dan itu menunjukan di mana posisi sosial rumah tangga tersebut. Jika produksi sampahnya sedikit, maka dipastikan bahwa yang bersangkutan pasti ada di kelas bawah karena tidak mampu membeli barang konsumsi yang bisa menghasilkan sampah rumah tangga. demikian salah satu kesimpulan yang disampaikan oleh Dr. Freek Colombijn dalam diskusi di hadapan para civitas akademika Departemen Ilmu Sejarah, Sosiologi dan Antropologi Universitas Airlangga".
       Pada kesempatan lain, Freek Colombijn juga berdiskusi dengan para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga tentang Sejarah Perkotaan. Menurut Freek, Kota-kota di Indonesia dalam sejarah memiliki peran penting di era Penjajahan dan Indonesia Merdeka. Di kota selalu ada bahan makanan dan tempat aman sehingga banyak orang yang pindah di kota. Hal ini terjadi pada era kemerdekaan. Ledakan penduduk kota di Indonesia terjadi sangat tinggi setelah kemerdekaan dengan alasan tersebut. Pada masa Belanda penduduk kota cenderung stabil meskipun ada kenaikan sedikit. Hal yang sama juga terjadi pada era Jepang. Ini disebabkan oleh berbagai pembatasan yang dilakukan Belanda dan konsentrasi ekonomi penduduk yang menyebar di perkebunan dan unit-unit ekonomi seperti pertanian yang ada di pedesaan. selengkapnya bisa didownload di menu Galeri web ini.


Diskusi Terbuka: Kota dalam Dimensi Sejarah

Picture
Selama ini sejarah sering dicap sebagai ilmu yang mempelajari jaman purbakala, candi, prasasti, dan peninggalan kuno. Padahal studi sejarah telah meloncat jauh sejauh pikiran manusia akan masa depan. Kota telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam studi sejarah. Sejarah yang terjadi di Kota seperti Pertempuran 10 November di Surabaya,Bandung Lautan Api, dan sejumlah peristiwa besar lainnya terjadi di kota. Kota mengajarkan sejarah tata ruang, kota mengajarkan adaptasi dan harmoni, kota mengajarkan pengelolaan sanitasi yang baik, kota mengajarkan arsitektur bangunan (baca pemukiman) yang indah. Singkatnya, belajar sejarah kota berarti belajar peradaban yang berkembang sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan. Kota juga tempat para kapitalis berebut ruang strategis, kota juga tempat para kaum pinggiran berebut lokasi yang terdekat dengan pusat-pusat ekonomi. Nah, di masa Jepang Kota sampai Indonesia Merdeka, Kota telah menjadi bagian perjuangan bangsa yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah, karena kota telah menjadi saksi dari peradaban yang masih bertahan. Dalam konteks itu, diskusi Kota dalam Dimensi Sejarah menarik untuk diikuti. Kami mendatangkan Pakar Sejarah Kota dari Leiden University (Freek Colombijn) dengan Moderator Dahlia Gratia Setiyawan (Ph.D. candidate) from University California Amerika Serikat. Diskusi akan dilangsungkan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya 16 Juni 2009 mulai pukul 09.00 WIB.

News and Sports (silahkan klik link di bawah ini untuk dapat berita up date)

web masih dalam tahap pengembangan

harap maklum
website editing by Rabani Unair